AKU,
TARBIYAH DAN DAKWAH
Tak
terasa waktu telah berlalu tiga tahun semenjak aku dinyatakan di terima di
kampus Universitas Tidar. Disinilah semua kehidupanku berubah 180 derajat.
Proses tersebut diawali ketika aku menjalankan ospek untuk mahasiswa baru dan
aku sebagai mahasiswa baru. Sebagai mahasiswa baru yang akan menjalankan semua
aktivitas di kampus oleh kakak tingkat diperkenalkan UKM – UKM atau Unit
Kegiatan Mahasiswa sebagai penunjang pengalaman yang tidak akan didapatkan di
bangku perkuliahan. Nah salah satu UKM yang menurutku sesuai dengan karakter ku
yang agak pendiem ketika belum kenal adalah UKAI ( Unit Kegiatan Agama Islam ).
Pertama
– tama aku memilih UKAI karena berpikir bahwa aku disini akan dapat menambah
ilmu tentang agama yang kala itu aku masih belum banyak tahu tentang agama.
Entah aku dulu mengumpulkan formulir atau tidaknya aku lupa tapi yang selalu
aku ingat bahwa setelah ospek aku selalu mendapatkan sms dari mbak – mbak yang memperkenalkan
dirinya dari UKAI. Sejak itulah aku selalu mengikuti kegiatan – kegiatan yang
diselenggarakan oleh UKAI.
Awalnya
aku tak begitu mengerti mengapa aku selalu di ajak untuk mengikuti kegiatan
UKAI yang sifatnya mingguan yang dinamakan mentoring. Ini merupakan salah satu
pengajian khas Tarbiyah atau pembinaan yang diadakan dengan duduk melingkar
sekitar 7 – 10 orang. Disinilah peran seorang murrabi atau guru ngaji yang
sangat luar biasa bagiku. Semua yang telah menjadi prinsip ku sebelumnya yang
dapat dikatakan bahwa prinsip tersebut salah menjadi sebuah prinsip yang memang
seharusnya itulah yang orang islam lakukan. Tarbiyahlah yang menjadikan semua
ini lebih indah.
Dalam
lingkaran ini juga amalan ibadahku mulai terjaga yang dulunya untuk shalat saja
kadang masih ada bolong ataupun telat – telat namun dengan adanya mentoring lebih
semangat untuk melakukannya karena selalu ada – ada teman yang mengingatkan
ketika kadang sedang futur. Ya awalnya
memang teman – teman yang mengingatkan tapi lambat laun akhirnya menyadari
bahwa itu memang kewajiban yang harus dijalankan tanpa didorong atau di suruh –
suruh.
Bersama
– sama dengan orang – orang yang ada di UKAI lah aku mulia mengerti tentang
dakwah. Bahwa setiap dari kita adalah da’i sebelum apapun sesuai dengan hadist
Rasulullah sebagai seorang muslim kita dituntut untuk mengajak kepada kebaikan,
mengajak kepada islam karena islam merupakan perwujudan kebaikan itu sendiri.
Tujuan dari dakwah sendiri adalah menjadikan diri lebih bermanfaat bagi orang
lain. Nah awalnya aku tipe orang yang egois gak mau memikirkan orang lain
dengan sebuah pengertian tersebut menjadikan diri ini sadar bahwa hidup ini
haruslah bermanfaat bagi orang lain.
Walaupun terkadang
berjalan di jalan dakwah tak semudah yang dibayangkan namun akan tetap terasa
menyenangkan. Di sinilah aku banyak belajar untuk selalu iklas,istiqomah dan
tawakal. kita belajar bahwa dalam hidup ini
pilihan - pilihan tak selalu mudah sementara kita harus tetap memilih dan
inilah pilihanku saat ini berada dalam lingkungan tarbiyah dan dakwah.